×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 55

gambar_4.jpgDalam rangka festival pelajar nasional, RRI (Radio Republik Indonesia) mengadakan pensi (pentas seni) yang bisa diikutsertakan oleh seluruh peserta didik se’Tanjungpinang. Pentas seni yang digelar di halaman kantor RRI tersebut berlangsung selama 2 hari, yaitu pada tanggal 27 sampai 28 Oktober.

Dengan adanya pagelaran pentas seni tersebut, SMA Santa Maria mengirimkan beberapa perwakilan yang turut menghadiri acara tersebut. Keempat perwakilan tersebut yaitu Paulus Gabriel Kua Suselo, Hendri Wijaya, Gian, dan Felan. Mereka berempat terpilih untuk menampilkan akustik di atas panggung RRI yang disaksikan oleh seluruh penonton yang turut menghadiri pertunjukkan tersebut.  Hendri sebagai pengiring kajon, Gian sebagai pengiring gitar, sedangkan Paulus dan Felan sebagai penyanyi yang berduet mengisi akustik yang mereka bawakan saat itu.

Dalam rangkaian acara tersebut, tentu saja membakar semangat pelajar Tanjungpinang untuk memberikan yang terbaik di atas panggung. Pasalnya RRI menyediakan beragam acara yang bisa dipilih, di antaranya menari, cerita gurindam, hallowen, akustik, band, marching band, dan flash mob. Tidak hanya itu, dalam rangkaian acara tersebut, peserta yang tampil diperbolehkan membawa tim pendukung/supporter sebanyak 50 orang. Nah, tentu inilah yang membuat kemeriahan pentas seni semakin menggelora.

Ditemui oleh YTK News, Hendri dan Paulus menuturkan bahwa pentas seni yang mereka ikuti bukanlah sebuah perlombaan yang memiliki hadiah atau piagam khusus. Hanya saja mereka mengikuti pentas seni tersebut untuk mengembangkan bakat yang sudah lama tenggelam karena masa pandemik agar berkembang dan diketahui oleh banyak orang bahwa SMA Santa Maria memiliki ekskul yang bisa mengembangkan minat dan bakat peserta didik. “Ini penampilan akustik perdana kami loh, Bu. Bersyukur banget kami sama-sama punya bakat, jadi mengalir begitu aja” tambah Hendri lagi.

Keempat perwakilan tersebut memilih menampilkan akustik sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Hendri yang mengiringi kajon, Gian yang mengiringi gitar, sedangkan Paulus dan Felan adalah penyanyi yang melengkapi akustik keempat anak muda tersebut.

 

Penulis: Efrillya Damayanti, S.Pd

gambar_3.jpgDalam rangka ulang tahun yang ke-90 paroki dan 25 tahun Gereja Kristus Raja, Paroki Hati Santa Maria Yang Tak Bernoda mengadakan sejumlah perlombaan, satu diantaranya Kejuaraan Futsal lintas agama yang diikuti oleh klub Futsal pemuda lintas agama. Perlombaan yang dimulai sejak tanggal 9 Oktober 2022 dan berakhir di tanggal 23 Oktober 2022, turut dimeriahkan oleh Tim Futsal SMA Katolik Santa Maria.

Tim Futsal SMA Katolik Santa Maria yang ikut bertanding di ajang tersebut di antaranya: Robert, Nicholas Privaldo, Waskito, Albertus Wasis Segoro, Adrian, Hironimus Doni Putra, Christian, Jofika Petrares, Gilbert Karol, dan Josve Don Bosco. Nicholas dan Robert yang mewakili kesepuluh peserta tersebut angkat bicara saat dijumpai oleh YTK News, mereka menuturkan perlombaan ini adalah hal perdana yang mereka ikuti sepanjang persekolahan. Pasalnya mereka belum pernah mengikuti ajang lomba dimana pun, terlebih selama 2 tahun dilanda pandemi Covid-19, sehingga kejuaraan olahraga tidak diadakan. Berkat adanya kekompakan dan keseriusan dalam berlatih, Tim Futsal SMA Katolik Santa Maria mampu meraih juara harapan 1.

“Semoga dengan adanya kemenangan tim mereka bisa dijadikan nilai plus bagi SMA Katolik Santa Maria agar mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi adik-adik SMP lainnya untuk bergabung dengan komunitas SMA Katolik Santa Maria” tutur Nicholas.

Penulis: Efrillya Damayanti, S.Pd

 

Pada tanggal 28-29 Oktober, komunitas SMA Santa Maria melangsungkan agenda tahunan yaitu rekoleksi 2022 di Resort Hello Bintan Pantai Trikora, Bintan. Rekoleksi tersebut diikuti oleh seluruh guru dan karyawan dengan antusias mendengarkan sejumlah pemaparan yang disampaikan oleh pembimbing rekoleksi yaitu RD. Agustinus Dwi Pramodo.

Tema yang diusung adalah “Kemampuan Untuk Memperbaiki Diri Secara Periodik Baik Komunitas Maupun Personal”.  Di sesi pembuka, Romo memaparkan bahwa komunitas SMA Santa Maria harus menjalin keakraban dan kekompakan antar sesama anggota komunitas baik di dalam maupun di luar. Sebuah komunitas ibarat gerombolan angsa yang berpindah tempat antar benua. Untuk mampu bertahan hidup di tengah jalan, mereka harus membentuk formasi dan menguasai teknik penerbangannya. Jika terdapat seekor angsa yang lelah maka akan ada 2 (dua) angsa lainnya yang mendampingi. Bila angsa yang lelah terpisah dari rombongan maka angsa tersebut akan jatuh kemudian gugur.

Pada sesi berikutnya Romo Pramodo juga memberikan sedikit gambaran mengenai perbandingan antara wortel, telur, dan kopi. Ketiganya akan berubah wujud jika dipanaskan di dalam air yang mendidih. Wortel berubah wujud menjadi lunak, telur berubah wujud menjadi keras, sementara kopi berubah menjadi aroma wangi yang disukai oleh manusia. Dari pemaparan tersebut, Romo menuturkan agar komunitas SMA Santa Maria bisa menjadi kopi yang diminati dan dicari oleh banyak orang.

Mendengar sejumlah pemaparan yang disampaikan oleh romo, guru karyawan dan karyawan pun bertekad untuk saling bahu membahu menampilkan yang terbaik untuk kemajuan SMA Katolik Santa Maria Tanjungpinang.

Penulis: Efrillya Damayanti, S.Pd

Kamis, 21 Juli 2022 05:15

Sangat Membekas

Jika sama-sama mengharapkan

Maka perjuangkan!

Tapi jika hanya kamu yang mengharapkan,

Maka menyerahlah!

 

Karena hanya kamu 

Yang tau kapan waktunya berhenti atau lanjut.